Thursday, September 3, 2009

Tasyakuran Agustusan, 95 Keracunan

MALANG - Syukuran memperingati HUT Proklamasi Ke-64 RI di RT 27 RW 5 Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, berbuah petaka. Diduga karena mengonsumsi makanan saat syukuran yang diadakan di poskamling, 95 warga keracunan.


Syukuran itu berlangsung 16 Agustus malam. Tepatnya dimulai pukul 19.00. Sajian yang disantap puluhan warga tersebut antara lain nasi putih, ayam bumbu Bali, mi, ucet (buncis panjang), wortel, dan kubis. Makanan tersebut dikemas dalam kotak.

Sekitar pukul 24.00 korban mulai berjatuhan. Diawali mual-mual, beberapa warga muntah-muntah. Hingga pukul 15.00 kemarin, warga yang keracunan dan masih menjalani rawat inap di Puskesmas Sitiarjo ada 58 orang. Lima di antaranya balita.

Plt Kepala Puskesmas Sitiarjo Izzah El Maila menjelaskan, warga yang keracunan mengalami ciri-ciri sama. Yakni mual, muntah, diare, dan panas. Mereka yang diduga keracunan makanan itu mulai mengalir masuk ke puskesmas sejak pukul 19.00 pada 17 Agustus.

Wanita berjilbab tersebut mengatakan, yang datang ke puskesmas untuk berobat hanya sebagian kecil. Sebagian lainnya memilih melakukan pengobatan sendiri di rumah. "Dari warga yang berobat ke puskesmas, kami mendapatkan informasi masih banyak warga yang sakit. Karena itu, kami langsung proaktif menjemput. Kami memprediksi jumlah pasien keracunan masih bisa bertambah terus," ungkap Izzah.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang telah menetapkan keracunan di Sitiarjo sebagai kejadian luar biasa (KLB) lokal. Dengan status KLB, semua biaya pengobatan pasien ditanggung pemerintah daerah.

Guna memperkuat dugaan keracunan makanan, kemarin dinkes langsung mengambil semua sampel makanan. Sampel itu kemudian dikirim ke Balai Besar Laboratorium di Surabaya. Sekitar satu minggu lagi, hasil uji laboratorium bisa diketahui.

Untuk persediaan obat, puskesmas tak mengalami kendala. Para pasien ditangani dengan cara rehidrasi. Yakni memperbanyak cairan masuk ke dalam tubuh. Memasukkan cairan dlakukan dengan infus atau meminumkan air putih. Cara itu dilakukan karena pasien mengalami dehidrasi yang cukup tinggi.

Meski obat bukan persoalan, masalah yang dihadapi puskesmas adalah kapasitas. Saat ini Puskesmas Sitiarjo hanya berkapasitas 25 pasien rawat inap. Akibatnya, puskesmas kekurangan kasur. "Kasur-kasur ini kami pinjam dari warga setempat," ungkap Izzah.

Selain problem kasur, puskesmas kesulitan persediaan air bersih. Setiap hari puskesmas membeli satu tangki air bersih dari Desa Druju. Volume satu tangki lima ribu liter dengan harga beli Rp 185 ribu per tangki. "Dalam kondisi pasien yang ramai ini, sepertinya persediaan air akan cepat habis," lanjut dia.

Ketua RT 27 RW 5 Sitiarjo Sukma Harianto menerangkan, tasyakuran Agustusan sudah rutin dilakukan setiap tahun. Dana untuk perayaan kemerdekaan tersebut diambilkan dari sumbangan sukarela warga.

Jumlah penduduk di RT 27 ada 48 kepala keluarga (KK) dengan total jumlah penduduk berkisar 120 orang. Hasil kesepakatan semua warga, makanan dimasak secara gotong-royong oleh ibu-ibu. Tempat yang digunakan untuk memasak adalah rumah C. Hestina alias Bu Bejo. Rumah Bu Bejo dipilih karena letaknya berdekatan dengan pusat acara syukuran di poskamling. "Semua kebutuhan pokok untuk acara syukuran dibeli dari pasar," ucap Antok, panggilan Sukma Harianto.

Antok sendiri tak mengalami keracunan. Sebab, dia tak ikut mengonsumsi makanan. "Karena ada warga yang belum mendapatkan jatah, makanan saya berikan kepada orang lain," ucapnya.

Sumini, 45, salah satu warga yang mengalami keracunan, mengatakan, setelah makan nasi kotak pada 16 Agustus pukul 19.00, dirinya mulai merasa mual pada pukul 24.00. Selanjutnya, dia muntah-muntah. Awalnya, Sumini memeriksakan diri ke mantri kesehatan desa. Namun, karena tak kunjung sembuh, akhirnya dia ke puskesmas. "Kondisi pasien mulai membaik. Karena itu, kami masih belum merujuk ke rumah sakit," ungkap Izzah.

Di tempat terpisah, Kapolsek Sumbermanjing Wetan AKP Z.D. Patty mengutarakan, kepolisian belum memeriksa satu pun warga terkait keracunan. Polisi baru akan melakukan pemeriksaan setelah ada hasil laboratorium.

Dari hasil uji laboratorium itu, nanti diketahui dari mana asal sumber keracunan. Bila asal sumber keracunannya adalah ayam, polisi akan memeriksa pedagang ayam. "Kami akan mencari dari mana pedagang tersebut mendapatkan ayamnya.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas komentar teman-teman buat blog belajar ini...

PageRank 100 Blog Indonesia Terbaik
Widget edited by kanigoropagelaran
top