Thursday, September 3, 2009

Mbah Surip Meninggal dunia

JAKARTA–Mbah Surip, penyanyi yang moncer lewat lagu ’’Tak Gendong’’, meninggal dunia karena gagal jantung. Penyanyi kelahiran Mojokerto, Jatim, ini anfal di rumah pelawak Mamik Prakoso, Selasa (4/8) pukul 10.30 siang tadi.


Jenazahnya dalam kondisi mulut berbusa dilarikan ke Rumah Sakit Pusdikkes, Jl Raya Bogor, Kramat Jati, Jakarta Timur. Namun, pihak RS menyatakan Mbah Surip sudah meninggal saat tiba di RS. Penyanyi berambut gimbal itu mengembuskan nafas terakhir sejak di rumah Mamik.

’’Benar (Mbah Surip) meninggal dunia sekitar pukul 10.30 WIB,’’ ujar Agus, perawat yang bertugas di UGD RS Pusdikkes. ’’Mbah Surip sempat dirawat di rumah Mamik Prakoso,’’ tambah Agus dalam keterangan kepada VIVAnews, grup Surabaya Post siang tadi.

’’Saat tiba di sini Mbah Surip sudah meninggal dunia. Tadi pas dibawa ke sini mulutnya sudah berbusa,’’ tutur Mega, petugas pendaftaran RS Pusdikkes di tempat yang sama. Rumah Mamik Prakoso tak jauh dari RS Pusdikkes di Jalan Makassar, Jakarta Timur.

’’Sekarang jenazah (Mbah Surip) sedang diotopsi. Mungkin sekitar dua jam,’’ ujarnya. Dia menambahkan, bila meninggalnya Mbah Surip tidak ada keganjilan, jenazah bisa dibawa pulang pihak keluarga.

Mbah Surip yang bernama lengkap Urip Ariyanto itu meninggal pada usia 64 tahun. Penyanyi nyentrik ini bukan saja terkenal dengan lagunya ’’Tak Gendong’’ yang laris manis sebagai ring back tone (RBT) tapi juga rambutnya yang gimbal.

Meski namanya makin terkenal, Mbah Surip mengaku lebih senang naik ojek daripada mobil. Dia merasa lebih nikmat diantar motor daripada duduk manis di atas mobil. Namun, dia juga ingin beli helikopter bekas (second).



Perjalanan Karir

’’Tak gendong ke mana-mana.’’ Itulah sepenggal lirik lagu yang membuat Mbah Surip menjadi tenar seperti saat ini. Namun, ketenaran Mbah Surip tidaklah segampang orang menghapal lagunya yang memang mudah diingat dan lucu.

Mbah surip dilahirkan di Mojokerto, 5 Mei 1949 kini adalah duda empat anak sekaligus kakek empat cucu. Sebelum menjadi seniman, Mbah Surip menjalani berbagai macam profesi. Mulai pekerjaan di bidang pengeboran minyak, tambang berlian. Bahkan, lelaki yang memiliki gelar Drs, Ir, dan MBA ini pernah mengadu nasib di luar negeri seperti Kanada, Texas, Yordania, dan California.

Dalam perjalanan musiknya Mbah Surip telah mengeluarkan beberapa album musik. Album rekamannya dimulai dari tahun 1997 diantaranya, Ijo Royo-royo (1997), Indonesia I (1998), Reformasi (1998), Tak Gendong (2003) dan barang Baru (2004).

Namun, ternyata lagu ’’Tak Gendong’’ diciptakan pada tahun 1983 saat Mbah Surip bekerja di Amerika Serikat. Menurut Mbah Surip Filosofi dari lagu ini yaitu Belajar salah itu, yang digendong ya siapa saja, entah baik, galak, nakal, atau jahat. Seperti bus, nggak peduli penumpangnya, entah itu copet, gelandangan, pekerja, ya siapa saja. Sebab, menggendong itu belajar salah.

Mbah Surip tampil juga lewat video klip "Witing Trisno" karangan Tony Q Rastafara di MTV. Ciri khas dari setiap aksinya di panggung musik yaitu selalu ditemani "Gitar Kopong" nya, menyanyi dengan sangat relax dan nyanyi "ngalor-ngidul" dengan gaya-nya yang khas, kocak, gila, dan bebas ekspresi.

Karakter inilah yang membuat Emha Ainun Najib atau Cak Nun sering menggambarkan sosok Mbah Surip adalah gambaran "Manusia Indonesia Sejati" yang tidak pernah merasa susah, tidak pernah gelisah, tidak pernah sedih dan selalu tertawa, meskipun seringkali di ledek orang Mbah Surip tetap saja tertawa tidak pernah dendam, atau membalas ledekan tersebut.

Bahkan terkadang Mbah Surip bingung untuk pulang karena kehabisan ongkos. Hasilnya Mbah Surip mengejawantahkan kesusahannya dalam sebuah lagu "minta ongkos pulang". Dalam lagu tersebut Mbah Surip bercerita tentang pacarnya, meskipun kita ragu kalau Mbah Surip pernah berpacaran.

Pada bait akhir lagunya mbah Surip meminta sesuatu kepada yayangnya (panggilan Mbah Surip kepada pacarnya dalam lagu tersebut).



Mbah Senin, kakak Mbah Surip, mengatakan, jenazah adiknya itu hari ini diterbangkan dari Jakarta ke Mojokerto untuk dimakamkan di pemakaman umum Losari, Kecamatan Gedek, Kabupaten Mojokerto.

“Kalau datangnya sebelum magrib, ya langsung kita makamkan. Kalau datangnya malam, mungkin kita makamkan besok pagi,” kata Mbah Senin.

Menurut Mbah Senin, pagi tadi ia masih kontak dengan Farid, salah satu anak Mbah Surip, untuk menanyakan apakah Mbah Surip bisa datang ke acara pernikahan keponakannya di Mojokerto. Farid mengatakan, ayahnya sakit dan masih dirawat di rumah sakit di Bogor. “Farid bilang, ayahnya hanya kecapekan,” kata Mbah Senin.

Ternyata, lanjut dia, jam 11.30 tadi dia dapat telepon yang mengabarkan kalau Mbah Surip meninggal dunia

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas komentar teman-teman buat blog belajar ini...

PageRank 100 Blog Indonesia Terbaik
Widget edited by kanigoropagelaran
top