Friday, April 17, 2009

Sembilan Mahasiswa Tewas



BATU - Sesudah pesta dan bersantai di sebuah vila di Songgoriti dan Wisata Payung, Kota Batu, sembilan mahasiswa dari Universitas Islam Malang (Unisma), Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Universitas Merdeka (Unmer) Malang, dan Universitas Brawijaya (Unibraw) tewas dalam kecelakaan tragis.
Peristiwa yang merenggut nyawa sembilan mahasiswa itu terjadi di Jl Raya Panglima Sudirman, Kota Batu, pukul 3 dini hari kemarin (16/4).

Radar Malang (Jawa Pos Group) melaporkan, sembilan mahasiswa yang jadi korban itu lima perempuan dan empat laki-laki. Para korban meninggal seketika di TKP (tempat kejadian perkara). Peristiwa tragis itu terjadi setelah mobil Mobil Daihatsu Taruna F500 RVT Nopol DK 1070 XB yang mereka tumpangi selip dan menghantam pohon angsana di trotoar jalan.

Benturan keras membuat bagian depan mobil rusak berat hingga tak berbentuk. Para korban rata-rata menderita luka parah di bagian kepala dan luka patah tulang. Mereka, antara lain, Anang Kasin, 30, warga Jl Kapten Japa Nomor 75, Denpasar; Rois Sudin, 25, Dusun Sumbersari, Padang, Lumajang; Firdaus Sastra, 25, Lobuk, Bluto, Sumenep. Korban lainnya adalah Imron Rosadi, 20, Gedang Mas, Randuagung, Lumajang; Maretha Medani Chryza, 25, Jl Tirto Utomo, Landungsari, Kabupaten Malang; Ririn Erniati, 22, Pecalukan, Progen, Pasuruan; Dwi Rani Rosmaya, 25, Tanjungrejo, Sukun, Kota Malang; Nia Ifada, 23, warga Sidoarjo; dan Meutia Sony Agustin, Bangilan, Purworejo, Pasuruan.

Kejadian nahas itu menimpa korban tidak lama setelah mereka meninggalkan lokasi Wisata Kuliner Payung sepulang dari pesta di vila Songgoriti.

Saat akan pulang ke Kota Malang, mobil yang dikemudikan Anang melaju kencang di jalan yang sepi dan menurun. Saat meluncur di Jl Raya Panglima Sudirman, Batu, sekitar 500 meter sebelah timur Balai Kota Batu, mobil oleng ke kiri membentur trotoar dan menabrak pohon di pinggir jalan.

Meski mobil rusak parah, pohon angsana yang ditabrak tidak tumbang. Pohon di tengah trotoar jalan itu hanya mengelupas kulitnya.

Benturan keras dini hari itu mengagetkan warga sekitar. Mendengar bunyi benturan keras, warga berbondong-bondong keluar dari rumah untuk memberikan pertolongan dan melaporkan kepada polisi. Tidak berselang lama, petugas Satlantas Polres Batu tiba di lokasi melakukan evakuasi dan olah TKP. Seluruh korban dibawa ke kamar mayat RSSA Malang.

Dalam kejadian itu, dua penumpang terlempar ke luar dari mobil. Korban lainnya terjepit di dalam mobil. "Kakinya tertinggal di dalam. Kami membantu mengeluarkan korban yang terjepit setelah mencongkel bodi mobil dengan linggis," kata Mulyo Miseno, salah seorang saksi yang turut memberikan pertolongan, siang kemarin.

Selain petugas Polres Batu, siang kemarin tim Laboratorium Forensik Polda Jatim juga melakukan oleh TKP bersama Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Jatim AKBP Yusuf. Tiga petugas yang dipimpin AKBP Didik Subiantoro, kepala Unit Fisika Instrumen Forensik Labfor Polda Jatim, itu mengolah TKP, serta mengukur dan memeriksa barang bukti.

Oleh TKP itu dilakukan dari titik normal hingga terhentinya kendaraan saat menabrak mobil. "Ini lakalantas menonjol karena korban jiwa lebih dari lima orang. Sekarang masih kami periksa dan selidiki. Hasilnya nanti ke Kapolres," kata Didik.

Kapolres Batu AKBP Tejo Wijanarko menjelaskan, berdasar pemeriksaan, sementara diduga penyebabnya adalah ban kiri bagian belakang pecah. Mobil oleng ke kiri, langsung menabrak trotoar dan menabrak pohon. "Hasil pemeriksaan ban pecah dugaannya karena kondisi ban sudah tipis. Kami tidak menemukan bekas rem," kata Tejo saat jumpa pers sore kemarin.

Pecahnya ban itu, sambung dia, selain disebabkan ban sudah tipis, juga karena kelebihan muatan. Apalagi, kondisi jalan juga sedang menurun. "Mungkin saat menurun itulah ban pecah," ujar dia.

Dari pemeriksaan ban, sambung dia, hanya ban bagian belakang yang tipis. Tiga ban lain masih baik. "Ban pecah buatan tahun 2000, sedangkan tiga ban lainnya tahun 2005," sebut dia.

Sekitar pukul 15.30, seluruh jenazah sudah dibawa pulang keluarga masing-masing.

Sewa Vila 3 Jam

Sebelum nyawa sembilan mahasiswa-mahasiswi itu melayang, mereka sempat menghabiskan waktu sekitar 2,5 jam di salah satu vila di Songgoriti, Kota Batu. Sebetulnya mereka menyewa vila selama tiga jam, antara pukul 22.00 sampai pukul 01.00. Namun, sebelum jam sewa habis, mereka sudah check out.

Apa yang mereka lakukan di vila tersebut belum diketahui dengan pasti. Ada yang mengatakan mereka merayakan pesta ulang tahun seorang temannya. Tapi, siapa yang berulang tahun hingga berita ini diturunkan masih belum diketahui.

Dari penelusuran Radar Malang, para mahasiswa itu tidak hanya bersembilan, tapi bersama delapan teman lainnya. Kehadiran mereka di vila juga sedikit membuat kegaduhan. "Ada sekitar 17 orang. Suaranya sangat keras, ada yang berteriak dan tertawa-tawa," kata salah seorang petugas keamanan vila setempat.

Menurut petugas keamanan berambut gondrong itu, di antara mereka juga ada yang terlihat sempoyongan. Bahkan, menurut sepengetahuan penjaga itu, masih ada dua orang yang tinggal di vila sampai masa sewa tersebut habis saat kecelakaan terjadi. Satu perempuan dan satu laki-laki. "Si perempuan menunggui yang laki-laki karena terlihat tidur," kata penjaga vila yang tidak mau namanya dikorankan itu.

Bagus Santoso, penjaga lain vila di Songgoriti itu, membenarkan adanya rombongan kalangan mahasiswa tersebut. Malam itu pukul 22.00 dialah yang menerima uang sewa vila dari rombongan tersebut. Rombongan mahasiswa itu menyewa salah satu vila di bagian pojok. "Mereka bayar Rp 125 ribu untuk tiga jam. Tapi, jam setengah dua belas mereka sudah keluar," katanya.

Sayang, Bagus lupa atas nama siapa penyewaan vila itu. Namun, menurut pengetahuannya, mobil yang dikemudikan korban itu sering ditemui di vila. "Dua hari lalu juga ke Songgoriti. Tapi, tempatnya berpindah-pindah,'' ujarnya.

Setelah mereka pulang, Bagus mengaku membersihkan bekas muntahan. "Mendengar ada der (kecelakaan, Red), semuanya saya bersihkan. Yang masih ada di dalam juga langsung pergi," tambah dia.

Sebelum turun ke Kota Malang, rombongan ke wisata payung. Diduga mereka melanjutkan acara minum-minum. Apalagi kecelakaan itu terjadi sekitar pukul 00.30. Atau sekitar satu jam setelah meninggalkan vila.

Kapolres Batu AKBP Tejo Wijanarko membenarkan adanya kabar pelaksanaan pesta ulang tahun itu. Dari pemeriksaan diduga sebelum kejadian kecelakaan rombongan tersebut menyewa vila di Songgoriti. "Informasinya memang ada yang ulang tahun," katanya.

Namun, saat disinggung soal pesta minuman keras, Tejo mengaku tidak menemukan adanya kegiatan tersebut. Sebab, saat melakukan pemeriksaan personelnya juga tidak menemukan indikasi tersebut. Bahkan, untuk membuktikan adanya pengaruh minuman keras tersebut, polisi masih menunggu hasil tes darah dari dokter RSSA Malang

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas komentar teman-teman buat blog belajar ini...

PageRank 100 Blog Indonesia Terbaik
Widget edited by kanigoropagelaran
top