Saturday, April 18, 2009

Thaksin Luput dari Upaya Pembunuhan



BANGKOK - Senjata mulai ikut berbicara dalam konflik politik berkepanjangan di Thailand. Baru empat hari Bangkok tenang setelah dua puluh hari penuh kekacauan akibat demo massa kaus merah atau pendukung mantan Perdana Menteri (PM) Thaksin Shinawatra, insiden berdarah kembali pecah.


Salah seorang tokoh gerakan kaus kuning atau kelompok anti-Thaksin, Sondhi Limthongkul, luput dari upaya pembunuhan yang dilakukan beberapa orang kemarin pagi (17/4).

Sondhi, tokoh Aliansi Rakyat untuk Demokrasi (PAD) yang akhir tahun lalu menyabotase Bandar Udara Svarnabhumi, Bangkok, saat itu sedang dalam perjalanan menuju kantornya, sebuah perusahaan di bidang media televisi dan surat kabar, sekitar pukul 5.00. Dia akan mengikuti sebuah program televisi yang direkam untuk kemudian ditayangkan.

Sebagaimana dikutip dari harian The Nation, pria bersenjata di atas pikap tiba-tiba memberondong kendaraan Sondhi ketika berada di pompa bensin dekat bank sentral. Setelah memuntahkan ratusan peluru, pikap itu langsung melarikan diri. Kendati lolos dari maut, peluru melukai bahu dan sebutir masih bersarang di bagian kiri kepala Sondhi. Sopir Sondhi, Vayupak Mussi, juga terluka serius.

Dalam tayangan stasiun TV ASTV, Sondhi yang berkemeja putih itu terlihat keluar dari mobil van Lexus hitam dengan berlumuran darah di bagian dada serta kepala. ''Ada dua penyerang yang menguntit mobil Sondhi, mengejar, dan menembaki dengan sekitar 100 peluru dari senjata AK-47 dan M-16,'' ungkap juru bicara kepolisian Kolonel King Kwaengwisatchaicharn. Saat memeriksa mobil Sondhi, polisi menemukan 80 lubang peluru di sekujur badan mobil.

Direktur Rumah Sakit Vajira dr Chaiwun Charoenchoktavee menyatakan, para dokter sudah mengoperasi Sondhi dan mengeluarkan peluru dari kepalanya. Operasi tersebut selesai kemarin petang. Kini Sondhi dalam masa pemulihan di sebuah rumah sakit yang dirahasiakan.

Sondhi, pemilik sejumlah media itu, sebetulnya merupakan kawan dekat Thaksin. Dia pernah memuji Thaksin sebagai PM terbaik. Tapi, kemudian dia berubah haluan. Sejak akhir 2005, dia menentang Thaksin. Dia merupakan salah seorang pendiri PAD, kelompok di balik demonstrasi dengan massa baju kuning.

PAD mengadakan unjuk rasa pertama pada 2006 yang membuka jalan bagi militer untuk campur tangan menggulingkan Thaksin. Sejak itu, situasi Thailand terus bergolak. Protes massa terus terjadi, terkadang dengan kekerasan.

PAD didukung oleh elite birokrat, istana, serta militer. Kelompok kaus kuning itu juga berhasil menggulingkan dua perdana menteri pro-Thaksin. Mereka pula yang membantu Abhisit naik ke kursi PM.

Motif penyerangan masih diselidiki pihak berwajib. Peristiwa itu terjadi di tengah situasi yang masih belum kondusif di Thailand. Pendukung Thaksin yang ditandai sebagai kelompok kaus merah turun ke jalan dalam jumlah ribuan untuk mendesak agar Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva mundur.

Mereka berhasil membatalkan pertemuan puncak para pemimpin Asia di Pattaya, Sabtu (11/4). Setelah itu, mereka bentrok dengan aparat keamanan yang menewaskan dua orang dan melukai 123 lainnya, Senin (13/4).

Sondhi menjadi target serangan diduga karena menguatnya tudingan bahwa aparat berat sebelah. Aparat mengerahkan seluruh kekuatan saat massa kaus merah menguasai Bangkok pada demo besar-besaran Minggu dan Senin lalu. Sementara itu, tak satu pun aktivis PAD yang ditangkap. Padahal, massa PAD memblokade bandara tahun lalu yang mengakibatkan kerugian besar bagi perekonomian Thailand.

Insiden terakhir kemarin membuat pemerintahan PM Abhisit memperpanjang masa darurat sipil di Bangkok. ''Kami memperpanjang masa darurat sampai yakin bahwa tidak ada risiko keamanan vital di seluruh ibu kota,'' tegasnya setelah rapat kabinet di kantor PM kemarin.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas komentar teman-teman buat blog belajar ini...

PageRank 100 Blog Indonesia Terbaik
Widget edited by kanigoropagelaran
top