Saturday, March 14, 2009

Korban Penembakan OPM Berasal dari jawa Timur



JEMBER - Suasana duka dan isak tangis menyelimuti kediaman Zainul, 21, warga Desa Curahlele, Kecamatan Balung, dan Achmad Solihan, 43, warga Dusun Plawangan, Desa Grobogan, Kecamatan Kedungjajang, Lumajang Jawa Timur


Keduanya menjadi korban penembakan Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Desa Wandai Gobat, Kecamatan Mulya, Kabupaten Puncak Jaya, Provinsi Papua, Selasa (10/3) sekitar pukul 9.00 WIT.

Jenazah Zainul yang bekerja sebagai tukang ojek di Papua itu tiba di Jember kemarin sekitar pukul 03.30. ''Rabu (11/3) pukul 11.00 WIT kami mendapat pesawat. Lalu, jenazah kami pulangkan ke Jember. Sampai di Surabaya Rabu pukul 21.00. Kemudian, sampai di sini (Jember, Red) pada Kamis (12/3) pukul 03.30. Sebab, pesawat transit dulu di Makassar dan rombongan pengantar jenazah sempat istirahat terlebih dahulu di Probolinggo,'' kata Muklisin, 35, paman korban.

Saat ambulans tiba di rumah korban, isak tangis dan teriakan histeris anggota keluarga tak bisa dibendung. ''Tolong baca selawat. Jangan iringi Zainul dengan tangisan,'' kata Samsul Arifin, ayah kandung Zainul, mengingatkan anggota keluarga.

Mendengar itu, isak tangis bukannya mereda, malah semakin keras terdengar. Kepergian Zainul memang menjadi pukulan tersendiri bagi keluarga. Sebab, 14 bulan lalu dia pamitan pergi ke Papua menyusul Muklisin, pamannya. Setiap hari Zainul tinggal di rumah Muklisin dan bekerja sebagai tukang ojek.

Muklisin yang kemarin datang bersama Isnawati, istrinya, sempat menceritakan kejadian yang menimpa Zainul, keponakannya itu. Menurut dia, Selasa pagi Zainul mengantarkan penumpang dari Puncak Jaya menuju Puncak Senyum.

Saat itu kondisi jalan sangat sepi. Dan, Zainul mengantarkan penumpang bersama Achmad Solihan, warga Jember yang juga bekerja sebagai tukang ojek. Di tengah perjalanan, mereka dihadang dan diberondong peluru oleh anggota OPM hingga tewas.

''Sebelumnya juga ada mobil yang membawa penumpang. Mobil itu juga ditembak. Namun, penumpangnya selamat,'' kata Isnawati.

Menurut Isnawati, nyawa Zainul tak bisa diselamatkan karena dia terkena tembakan di bagian perut. Meskipun, korban sempat dibawa ke rumah sakit. Penumpang yang dibawa Zainul juga tertembak, tapi tidak sampai meninggal.

Menurut Muklisin, aksi penembakan seperti itu sudah berulang-ulang terjadi di Papua. Dia menuturkan, bila dihitung, hingga kini sudah ada 24 orang yang ditembak anggota OPM. ''Korbannya kebanyakan anggota TNI dan anggota Brimob. Tapi, sekarang yang menjadi korban warga biasa,'' ujarnya.

Menurut Muklisin, amukan para anggota OPM itu terjadi karena kondisi ekonomi daerah tersebut kian sulit dan kurang perhatian. Anggota OPM kecewa dan marah hingga melancarkan tembakan.

''Akhirnya para tukang ojek yang datang dari Bugis, Madura, dan Jawa menjadi sasaran,'' tuturnya.

Sementara itu, suasana duka juga menyelimuti kediaman Achmad Solihan di Dusun Plawangan, Grobogan, Kedungjajang, Lumajang. Bardi, 70, orang tua Solihan, mengatakan bahwa dirinya sangat terpukul atas kondisi yang menimpa putra sulungnya tersebut.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas komentar teman-teman buat blog belajar ini...

PageRank 100 Blog Indonesia Terbaik
Widget edited by kanigoropagelaran
top