Thursday, March 5, 2009

India Diduga Berperan dalam Penembakan




LAHORE - Hubungan Pakistan-India dipastikan bakal kian memanas. Itu seiring beredarnya kabar bahwa India berada di belakang aksi penembakan tim kriket Sri Lanka di Lahore Selasa lalu (3/3).


Seperti dikutip beberapa media Pakistan kemarin (4/3), Departemen Investigasi Kejahatan Punjab telah merilis laporan pada 22 Januari 2009 yang berisi peringatan tentang aksi teror yang akan dilakukan badan intelijen India, Research and Analysis Wing (RAW). Aksi tersebut disebut sebagai balasan India terhadap teror Mumbai November lalu yang didalangi teroris dari Pakistan.

"Telah diyakini bahwa RAW telah menginstruksikan kepada agennya untuk menyerang tim kriket Srilanka saat akan bermain di Lahore. Serangan itu akan dilakukan dalam perjalanan mereka dari hotel menuju stadion," demikian inti laporan tersebut, seperti dikutip Daily Telegraph dari sejumlah media Pakistan kemarin.

Yang terjadi di lapangan ternyata persis dengan isi laporan itu. Tim kriket Sri Langka diserang ketika dalam perjalanan menuju Stadion Gaddafi. Serangan tersebut menewaskan delapan warga Pakistan, enam di antaranya polisi yang ditugasi mengawal tim. Sedangkan anggota tim lolos dari maut, walaupun beberapa di antaranya luka-luka meski tidak membahayakan nyawa.

Sayang, pemerintah Pakistan mengabaikan laporan Departemen Investigasi Kejahatan itu. Pengamanan pun bisa dibilang sangat longgar. Padahal, laporan tadi merekomendasikan seluruh satuan keamanan, mulai pusat sampai negara bagian, bersiaga untuk mengambil langkah khusus guna melindungi para pemain dan penonton.

Namun, benarkah India yang berada di balik teror Lahore tersebut? Hingga berita ini ditulis, New Delhi belum bereaksi. Namun, saling melempar tuduhan seperti itu sudah lazim dilakukan Pakistan dan India, dua negara bertetangga yang sama-sama memiliki kemampuan mengembangkan senjata nuklir.

Begitu Mumbai diserang November lalu, India tak butuh waktu lama untuk menuding keterlibatan Pakistan. Pakistan kemudian menangkap sejumlah orang yang diduga terlibat, namun menolak mengekstradisinya ke India. Langkah tersebut kian membikin berang India.

Yang jelas, Pakistan tak bisa mengelak bahwa mereka telah lalai dalam tragedi penembakan di Lahore. Presiden Asif Ali Zardari pun harus meminta maaf kepada Sri Lanka karena gagal memberikan perlindungan. Sedangkan Dewan Kriket Internasional menyatakan bahwa pertandingan kriket internasional tidak akan dimainkan di Pakistan lagi sampai kondisi keamanan di negara tersebut meningkat secara signifikan.

Dalam perkembangan yang sama, polisi Pakistan kemarin menahan sejumlah tersangka yang diduga terlibat penyerangan kepada tim kriket Sri Lanka. Namun, seperti dilansir Reuters, langkah tersebut belum banyak membantu mengungkapkan siapa dalang sesungguhnya.

Pejabat senior kepolisian Pakistan Haji Habibur Rehman mengatakan, pihaknya telah menggerebek sejumlah lokasi di Lahore dan beberapa distrik di sekitarnya. Hasilnya, sekitar 200 orang telah diamankan. "Kami terus mengejar mereka dan dengan izin Tuhan kami akan segera mendapatkan hasil

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas komentar teman-teman buat blog belajar ini...

PageRank 100 Blog Indonesia Terbaik
Widget edited by kanigoropagelaran
top