Sunday, March 8, 2009

Waspada.............




MALANG - Dampak letusan Gunung Semeru yang sampai di wilayah Kabupaten Malang mulai diperhitungkan oleh Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satlak PB) Kabupaten Malang. Sejak Semeru dinyatakan berstatus siaga,
petugas satlak PB langsung menghubungi wilayah yang berkaitan dengan Semeru. Mereka diminta siaga bila sewaktu-waktu gunung tertinggi di Jawa tersebut meletus.

Menurut Kalakhar Satlak PB Kabupaten Malang Rendra Kresna, ada enam kecamatan yang mungkin terkena dampak letusan Semeru. Yakni, Ampelgading, Tirtoyudo, Dampit, Wajak, Poncokusumo, dan Tumpang. Mengingat, enam kecamatan tersebut berbatasan langsung dengan Semeru.

Analisis satlak PB, enam kecamatan itu sangat mungkin terkena dampak hujan debu yang sangat tebal. Hujan tersebut disertai material berupa batu kerikil dari muntahan gunung yang membahayakan masyarakat, terutama terkait dengan kesehatan.

Berdasar peta dampak letusan, lahar panas dan batu pijar sangat mungkin tidak masuk ke wilayah kabupaten. Keduanya diperkirakan menerjang kawasan Lumajang. Sebab, jalan aliran lahar panas atau lorong lava melintas di kawasan Pronojiwo, Lumajang. Selain itu, jarak kawasan tersebut dengan mulut kawah cukup dekat.

Berdasar telegram yang diterima pemkab dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada Jumat (6/3) pukul 14.00, status Semeru dinaikkan menjadi siaga. Sebelumnya, Semeru berstatus awas mulai awal Februari lalu karena interval terjadinya letusan 15 hingga 30 menit sekali.

Namun, Jumat dini hari lalu terjadi letusan besar yang disertai gempa vulkanis dalam dan dangkal. Karena itu, diambil langkah menaikkan status gunung tersebut. "Kenaikan status Semeru sudah kami informasikan ke semua kecamatan," ungkap petugas sandi dan telekomunikasi Pemkab Malang Bagio Setiono.

Sementara itu, dampak meletusnya Semeru membuat jajaran Balai Besar Taman Nasional Bromo, Tengger, dan Semeru (BBTNBTS) meningkatkan intensitas pengawasan. Petugas yang ditempatkan di lereng gunung tersebut mewaspadai pendaki liar yang mencoba memasuki kawasan wisata hutan itu.

Kasubag Evaluasi dan Pelaporan BBTNBTS Nova Elina mengatakan, wisata pendakian Semeru sebenarnya ditutup sejak 5 Januari lalu. Saat itu kawasan tersebut ditutup karena kondisi cuaca selalu buruk sehingga membahayakan keselamatan pendaki. Terlebih, banyak jalan setapak pada jalur pendakian rusak akibat guyuran air hujan.

Peningkatan aktivitas Semeru juga berdampak terhadap penerbangan di Lanud Abdul Rachman Saleh. Setidaknya, itu dirasakan oleh sejumlah pilot yang beraktivitas di lanud sejak empat hari terakhir.

Menurut Kadisops Lanud Abdul Rachman Saleh Kolonel Pnb Ismet Saleh, pihaknya merasakan banyaknya debu vulkanis yang beterbangan di udara. "Debu-debu itu jatuh di landasan dan sangat berbahaya bagi keamanan mesin pesawat terbang," tegasnya. Apabila masuk ke mesin, debu dalam jumlah berlebih tersebut berpotensi mengakibatkan kerusakan.

Peringatan agar mewaspadai jalur penerbangan di Malang akibat dampak debu vulkanis Semeru diserukan oleh Mabes TNI-AU sejak lama. "Pusat menyerukan agar penerbang waspada terhadap bahaya debu vulkanis," tutur Ismet.

Secara otomatis, setelah pengumuman resmi pemerintah tentang peningkatan aktivitas Semeru, lanud akan meningkatkan kewaspadaan terhadap penerbangan

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas komentar teman-teman buat blog belajar ini...

PageRank 100 Blog Indonesia Terbaik
Widget edited by kanigoropagelaran
top