Wednesday, March 4, 2009

Bersih-bersih Gudang




WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama terus ''bersih-bersih gudang." Peninggalan sang pendahulu, George W. Bush, yang berpotensi menodai reputasi atau kinerja pemerintahannya pun disingkirkan.


Yang terbaru, kemarin (3/3), Kejaksaan Agung AS membeber memo rahasia terkait operasi ultraeksesif melawan terorisme yang dilakukan Bush pascainsiden 11 September 2001. Dalam memo itu disebutkan, Departemen Kehakiman melegalkan langkah apa pun dalam rangka memerangi terorisme. Termasuk pengejaran dan penangkapan mereka yang diduga terlibat tanpa serlembar pun surat penangkapan. Atau, penyadapan atas semua pembicaraan tanpa harus mengantongi izin resmi. Padahal, semua itu jelas bertentangan dengan Amandemen Keempat Konstitusi AS.

Pemerintah Obama juga mengungkap dokumen persidangan yang menyebutkan bahwa badan intelijen AS, CIA, telah menghancurkan hampir 100 rekaman video berisi interogasi dan perlakuan tidak senonoh terhadap para tersangka teror. Jumlah tersebut lebih banyak daripada yang diketahui sebelumnya. Politisi Partai Demokrat dan para kritikus menyatakan bahwa cara-cara kekerasan dalam interogasi sering diikuti dengan penyiksaan. Sebuah tudingan yang selalu dibantah pemerintahan Bush.

''Sudah terlalu sering selama satu dekade terakhir terdengar bahwa perang melawan terorisme adalah pengekangan terhadap kebebasan sipil,'' ujar Jaksa Agung Eric Holder, seperti dilansir Associated Press. ''Bukan hanya cara berpikirnya, tapi yang lebih saya takutkan (kebijakan tersebut) lebih banyak ruginya daripada manfaatnya."

Memo internal yang ditulis penasihat kepresidenan bidang hukum itu menunjukkan upaya pemerintah Bush memerangi terorisme pada situasi dunia yang mengalami perubahan dengan cepat. Setelah membaca seluruh halaman dokumen tersebut, kesimpulannya adalah presiden mempunyai kewenangan tak terbatas dan bisa mengesampingkan konstitusi untuk melawan terorisme.

Tak heran bila pemerintahan Bush kemudian menjadi begitu mengerikan. Afghanistan diserang, Korea Utara dan Iran dicap sebagai negara-negara ''poros setan," dan mereka yang tidak sepaham diklaim telah mendukung terorisme. Kalimat Bush yang sangat terkenal ketika itu, ''either you with us or against us'' (Anda bersama kami atau menjadi lawan kami).

Ulah Bush itu otomatis menimbulkan keresahan dan ketidaknyamanan di mana-mana. Mereka yang muslim atau setidaknya berasal dari negara-negara yang dituding AS sebagai sarang teroris mengalami perlakuan tidak menyenangkan, bahkan pelecehan, di banyak negara Barat atau ketika berada di bandara.

Salah satu tokoh yang paling berperan dalam penulisan memo-memo kontroversial itu adalah John Yoo yang kala itu menjabat deputi jaksa agung AS. Jaksa agung AS ketika itu adalah Alberto Gonzales. Sayang, upaya Associated Press meminta komentar mereka tak berhasil.

Yang jelas, pemerintahan Obama yang belum berusia dua bulan tersebut telah berusaha keras merevisi berbagai kebijakan Bush yang kontroversial

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas komentar teman-teman buat blog belajar ini...

PageRank 100 Blog Indonesia Terbaik
Widget edited by kanigoropagelaran
top