Sebab, keduanya dinilai gagal mengamankan demo anarkis di Gedung DPRD Sumut, Selasa silam, yang menewaskan Ketua DPRD Abdul Aziz Angkat.
Sementara itu, Markas Besar Polri telah menurunkan tim dari Inspektorat Jenderal Pengawasan umum guna menyelidiki kasus demo anarkis ini. Bila terbukti lalai, Kepala Polri Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri berjanji akan memberikan sanksi berat kepada anak buahnya. "Kalau memang nanti ada kekeliruan dalam pengambilan keputusan di lapangan, pasti ada tindakan ke dalam yang kita ambil," kata Kapolri
Untuk mengantisipasi aksi balasan, polisi hingga hari ini masih menetapkan status siaga satu di Kota Medan. Pasukan polisi dari satuan brigade mobil serta Samapta Poltabes Medan terus disiagakan dengan senjata lengkap. Sedangkan sisa massa masih terlihat. Peralatan di ruang paripurna hampir seluruhnya rusak.
Sementara itu, sejumlah anggota DPRD Sumut sudah mulai berkantor meski masih menyisakan trauma. Mengenai Agenda pembicaraan pembentukan Provinsi Tapanuli tampaknya bakal berjalan lama. Sebab, pimpinan DPRD Sumut menyatakan tak akan memparipurnakan pembentukan provinsi tersebut jika kasus meninggalnya Ketua DPRD Abdul Aziz Angkat tak diusut tuntas.
"Pimpinan dewan sudah menetapkan, masalah Provinsi Tapanuli tidak akan diagendakan untuk dibicarakan oleh DPR sebelum masalah demonstrasi anarkis tuntas dan selesai ditangani sampai memiliki kekutatan hukum tetap," kata Hasbullah Hadi, Wakil Ketua DPRD Sumut.
Sementara di Jakarta, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyayangkan kasus demo anarki ini. Menurut Presiden, kekerasan dalam demokrasi justru akan merusak arti demokrasi. "Demokrasi memang harus mekar di negeri ini, kebebasan kita berikan tempat, hak asasi kita hormati, keterbukaan keniscayaan era reformasi, tapi bukan anarki," kata Presiden.
Sementara itu, Markas Besar Polri telah menurunkan tim dari Inspektorat Jenderal Pengawasan umum guna menyelidiki kasus demo anarkis ini. Bila terbukti lalai, Kepala Polri Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri berjanji akan memberikan sanksi berat kepada anak buahnya. "Kalau memang nanti ada kekeliruan dalam pengambilan keputusan di lapangan, pasti ada tindakan ke dalam yang kita ambil," kata Kapolri
Untuk mengantisipasi aksi balasan, polisi hingga hari ini masih menetapkan status siaga satu di Kota Medan. Pasukan polisi dari satuan brigade mobil serta Samapta Poltabes Medan terus disiagakan dengan senjata lengkap. Sedangkan sisa massa masih terlihat. Peralatan di ruang paripurna hampir seluruhnya rusak.
Sementara itu, sejumlah anggota DPRD Sumut sudah mulai berkantor meski masih menyisakan trauma. Mengenai Agenda pembicaraan pembentukan Provinsi Tapanuli tampaknya bakal berjalan lama. Sebab, pimpinan DPRD Sumut menyatakan tak akan memparipurnakan pembentukan provinsi tersebut jika kasus meninggalnya Ketua DPRD Abdul Aziz Angkat tak diusut tuntas.
"Pimpinan dewan sudah menetapkan, masalah Provinsi Tapanuli tidak akan diagendakan untuk dibicarakan oleh DPR sebelum masalah demonstrasi anarkis tuntas dan selesai ditangani sampai memiliki kekutatan hukum tetap," kata Hasbullah Hadi, Wakil Ketua DPRD Sumut.
Sementara di Jakarta, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyayangkan kasus demo anarki ini. Menurut Presiden, kekerasan dalam demokrasi justru akan merusak arti demokrasi. "Demokrasi memang harus mekar di negeri ini, kebebasan kita berikan tempat, hak asasi kita hormati, keterbukaan keniscayaan era reformasi, tapi bukan anarki," kata Presiden.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih atas komentar teman-teman buat blog belajar ini...