Dwi Meninggal Karena Kelelahan

BANDUNG - Polisi yang melakukan olah TKP di Desa Pagarwangi Kecamatan Lembang bersama tiga panitia penerimaan anggota mahasiswa baru Ikatan Mahasiswa Geodesi ITB menyimpulkan Dwi Yanto meninggal karena kelelahan fisik.

Sebelum meninggal, Dwi sempat pingsan namun namun menurut salah satu panitia seksi acara Diaz, panitia mengira Dwi hanya berpura-pura pingsan. Demikian Dwi tidak diikutsertakan kembali ke barisan peserta yang mulai melakukan hiking ke Lembang.

Setelah para peserta berjalan sekitar 1,2 km dari pos II yang berjarak 400 meter dari titik awal perjalanan, dan dikumpulkan di sebuah lapangan, tiba-tiba kondisi mahasiswa asal Bekasi menurun drastis hingga terlihat pucat. Panitia pun membawa Dwi ke sebuah rumah yang menjadi pos medis dalam acara itu.

Karena kondisinya membuat panik, panitia mengambil inisiatif membawanya ke pintu gerbang SMP Mekarwangi. Di sekolah itu Dwi pingsan dan tak sadarkan diri.

"Banyak panitia panik dan menangis tapi kami belum memastikan dia tewas atau masih hidup," ujar Diaz, Senin (9/2/2009).

Setelah itu Diaz meminta kepada warga untuk mencari mobil tumpangan guna membawa Dwi ke rumah sakit. Mobil pikap pun akhirnya didapat pukul 00.00 WIB Minggu 8 Februari dengan beberapa panitia ke RS Borromeus.

Sementara itu menurut Ahmad (27) warga setempat yang menjadi saksi di lokasi, membenarkan saat Minggu dini hari melihat rombongan mahasiswa ITB banyak yang menangis. "Lalu puluhan mahasiswa itu membawa satu orang dalam keadaan tidak sadar ke mobil," kata Ahmad yang saat peristiwa terjadi tengah ronda malam.

Selain itu dia menuturkan, rombongan mahasiswa itu tiba di lokasi bukit Lembang Desa Pagarwangi Kecamatan Lembang pada hari Sabtu 7 Februari pukul 13.30 WIB. Namun dirinya tidak melihat adanya kegiatan mahasiswa yang berupa kekerasan. Menurutnya hanya terlihat berjalan ke Bukit Lembang mulai pukul 21.00 WIB.

Olah TKP itu selesai pukul 17.30 WIB. Rencananya besok ITB akan menggelar konferensi pers di Kampus ITB Jalan Ganesa, Bandung.