Thursday, February 19, 2009

Dua Desa di Kabupaten Cirebon Tawuran




CIREBON - Tawuran antarwarga dua desa terjadi di Kabupaten Cirebon. Tawuran tersebut melibatkan ratusan warga dari blok Larik Desa Sirnabaya, Kecamatan Gunung Jati, dengan warga blok Batu Layang, Desa Keraton, Kecamatan Suraneggala, Kabupaten Cirebon.


Tawuran yang berlangsung sejak pukul 02.00 kemarin hingga pukul 05.30 itu mengakibatkan sebelas rumah milik warga Blok Larik Desa Sirnabaya rusak. Tak hanya itu, empat rumah di antaranya dilempari molotov. Selain itu, 15 warga desa tersebut terluka parah akibat terkena senapan angin, panah, dan lemparan batu.

Tawuran itu bermotif dendam. Amuk massa itu bermula dari penjarahan harta milik warga Sirnabaya. Dua televisi, 50 kain sarung, dan seratusan bebek milik warga blok Larik Desa Sirnabaya habis dijarah warga Desa Keraton yang melakukan penyerangan.

Penjarahan tersebut merupakan aksi balasan saat Januari lalu satu rumah milik warga Desa Keraton hangus dibakar warga Sirnabaya dan belasan warga luka-luka.

Untungnya, aparat segera mengetahui bentrok masal antara warga dua desa. Lima petugas kepolisian dari Polsek Cirebon Utara (Cirut) langsung datang. Namun, polisi terpaksa mundur karena jumlah mereka lebih sedikit daripada jumlah massa yang sedang marah itu.

Tak pelak, warga Desa Keraton dengan membabi buta menyerang kampung Blok Larik Desa Sirnabaya. Warga Desa Keraton menyerang warga Larik dengan senjata tajam yakni golok, samurai, dan bom molotov.

Sebenarnya tawur warga antardesa tersebut sempat reda. Namun, sekitar pukul 05.30 ratusan warga Desa Keraton kembali menyerang. Dampak penyerangan itu, warga Larik merugi besar. Sebab, 11 rumah rusak parah dan 4 di antaranya dibakar. Salah satu korban adalah janda Juniah, 70, yang rumahnya terbakar habis.

Menurut Subada, 50, tokoh masyarakat Desa Sirnabaya, dirinya dan warga lain tak bisa membendung serangan tersebut karena jumlahnya kalah banyak dengan warga Desa Keraton. "Mereka yang menyerang kampung kami jumlahnya sekitar 200 orang. Kami tidak bisa membendung mereka. Kami hanya bisa membalas dengan lemparan batu. Akibatnya, 15 warga dari desa kami terluka akibat terkena tembakan senapan angin dan anak panah," paparnya.

Subada menambahkan, perselisihan kedua desa itu terjadi sejak 2002. Yang memprihatinkan pertengkaran sengit itu buntut dari permainan sepak bola. Tokoh masyarakat dan aparat kepolisian kerap melakukan upaya perdamaian. Namun, perselisihan itu kerap timbul dan kedua daerah tidak pernah bisa didamaikan hingga sekarang.

Dari pantauan wartawan di RSUD Gunung Jati dan RS Plumbon, para korban lebih banyak terluka di wajah dan kaki. Meski demikian, setelah diobati, mereka memilih melarikan diri dari rumah sakit. Alasannya, mereka takut ditangkap polisi.

Di RSUD Gunung Jati tercatat empat orang sempat dirawat. Mereka adalah Santo, 21; Supandi, 30; Roni, 20, dan Komar, 32, yang mengalami luka tembak di kaki.

Menurut Kasatreskrim Polres Cirebon AKP Pery Irawan, pihaknya masih tetap siaga di dua desa tersebut hingga situasi benar-benar aman. Polisi, kata dia, juga mulai memeriksa mereka yang terlibat tawuran dan perusakan. "Kami baru mengamankan tiga orang yang terlibat aksi tersebut," katanya.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas komentar teman-teman buat blog belajar ini...

PageRank 100 Blog Indonesia Terbaik
Widget edited by kanigoropagelaran
top