SETELAH: isu pelecehan lagu Indonesia Raya, perusahaan rekaman pemerintah, Lokananta, mengungkit lagu kebangsaan Malaysia, Negaraku, yang menjiplak keroncong Terang Bulan. Hasrat Lokananta itu seakan-akan melanjutkan perseteruan dua negara yang dipicu pengklaiman Tari Pendet.
Versi Lokananta, lagu keroncong Terang Bulan diciptakan musisi Jogjakarta bernama Saiful Bahri yang sudah meninggal dunia. Sebagai ’pemilik’ lagu keroncong Terang Bulan, Lokananta akan meyakinkan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata untuk meminta pertanggungjawaban negara serumpunnya.
Tentu, usaha ini akan menambah panjang rasa permusuhan. Lebih dari itu, apakah langkah somasi ini akan bersambut, mengingat Malaysia tak lagi menyoal asal-muasal lagi kebangsaannya.
Sebenarnya, menurut versi Malaysia, lagu tersebut diperkenalkan oleh Raja Harun bin Sultan Abdullah ketika mengiringi Sultan Idris Mursyidu Adzam Shah, Sultan Perak (1887-1916). Untuk pertama kalinya ia dibawakan pada tahun 1901 semasa pelantikan King Edward VII. Lagu ini kemudian menjadi lagu resmi Kerajaan Perak yang akhirnya dipilih oleh Perdana Menteri Malaysia pertama sebagai lagu kebangsaan pada tahun 1957.
Bagaimana pun, lagu ini telah sangat akrab di telinga masyarakat Semenanjung dan Singapura jauh sebelum Malaysia menyatakan kemerdekaan. Menurut Hishamuddin Rais, seorang kolumnis terkemuka Malaysia, lagu Negaraku meniru tone lagu yang ditulis oleh Pierre-Jean de Béranger (1780-1857) dengan judul Memola Moon, yang kemudian diterjemahkan menjadi lagu Terang Bulan.
Pada masa remaja, pemilik blog tikartiub.blogspot.com ini menambahkan bahwa lagu Terang Bulan sering diputar di Radio Republik Indonesia. Ini dilakukan oleh Soekarno sebagai perang urat saraf melawan Malaysia dalam konflik yang dikenal dengan konfrontasi (1963-1964). Tentu, slogan ’’Ganyang Malaysia’’ menjadi seruan yang tak kalah terkenal pada waktu itu.
Tambah mantan aktivis ini, Bung Karno memainkan lagu Terang Bulan di Radio Republik Indonesia untuk meledek Tengku Abdul Rahman, Perdana Menteri ketika itu, sebagai seorang anak kecil boneka Inggris yang tidak mampu membuat lagu kebangsaan sendiri.
Herannya lagi, ia membenarkan pandangan Bung Karno seraya menyatakan kejengkelannya bagaimana sebuah negara yang menyatakan diri “merdeka” (tanda petik dari penulis tersebut) tetapi lagu kebangsaan merupakan hasil jiplakan. Untuk membuktikan hal ini mudah saja, katanya, cukup mencari di mesin pencari Google dengan mengetik kata Memula Moon.
Sebenarnya, jauh sebelumnya, salah seorang warga Malaysia yang belajar di Taiwan, Namewee, yang memarodikan lagu Malaysia menjadi Negara Ku. Kasus ini sempat memanas karena dianggap sebagai penghinaan terhadap simbol negara. Tidak tanggung-tanggung, Menteri Kebudayaan pada masa itu, Dr Rais Yatim, memberi peringatan keras terhadap siapa pun yang mempermainkan lagu kebangsaan. Malah, jika yang terkait dinyatakan bersalah bisa dihukum selama setahun atau denda RM 50 ribu atau keduanya sekaligus.
Sebenarnya isu penjiplakan selalu mewarnai setiap kali negara tetangga merayakan kemerdekaannya yang sekarang memasuki usia ke-52. Namun, pemerintah dengan tegas akan menindak siapa pun yang mencoba untuk membuat lelucon dengan lagu Negaraku.
Malah, sebuah stasiun radio terkenal Era FM pernah diberi peringatan untuk tidak memutar lagu klasik Memula Moon karena dikhawatirkan menimbulkan sikap tidak menghormati terhadap lagu kebangsaan. Tentu yang paling menghentak adalah parodi lagu Negara Ku, karena di dalamnya berisi protes warga berkebangsaan Tionghoa yang tidak puas hati terhadap pemerintah.
Jadi, jika Lokananta mau menggugat Malaysia, kemungkinan besar perusahan rekaman ini juga akan berhadapan dengan gugatan yang sama karena dianggap telah membajak lagu Memula Moon yang berasal dari musik klasik yang bernada Hawaiian yang ditulis Pierre-Jean de Béranger.
Apalagi dalam sejarah Malaysia, diakui lagu Negaraku adalah gubahan pegawai istana yang mengiringi tuannya ketika berada di Prancis. Nah, di negeri Menara Eiffel itu Sultan Perak acapkali menikmati lagu Memula Moon yang dibawakan oleh French Band. Lalu, masihkah pihak Lokananta bersikeras melayangkan somasi pada Malaysia?
2 comments:
dari dulu sampai sekarang gak ada selesainya. bagai Tom and Jerry.
Sekarang ada 2 yang komeng....
Post a Comment
Terima kasih atas komentar teman-teman buat blog belajar ini...