Wednesday, July 15, 2009

Syekh Puji Kembali Dijebloskan ke Tahanan



UNGARAN - Diwarnai upaya perlawanan ratusan pendukungnya, Pujiono Cahyo Widianto atau yang lebih dikenal dengan nama Syekh Puji kemarin petang kembali dijebloskan ke tahanan.


Pencabutan status penangguhan penahanan atas pengusaha tersangka kasus pernikahan di bawah umur itu dilakukan karena dia dianggap tak kooperatif. Sikap tidak kooperatif Puji ditunjukkan dengan beberapa kali tidak hadir pada pemeriksaan polisi. Selain itu, dia mangkir absen seminggu dua kali seperti yang dijadwalkan setelah penangguhan penahanan.

Penangkapan terhadap pengusaha kolektor mobil mewah itu berlangsung dramatis. Sebab, menurut rencana semula, sebetulnya yang akan dibawa polisi adalah Lutviana Ulfah, istri muda di bawah umur Puji. Dia akan diperiksa sebagai saksi korban.

Tangis histeris Ulfah mewarnai upaya penjemputan di rumah Puji sore kemarin. Suasana pun ricuh. Sebab, wanita itu mengaku tidak mau diperiksa karena sakit. Dia bahkan menangis histeris karena merasa dipaksa.

Mendengar keributan tersebut, ratusan karyawan Puji langsung mengepung petugas yang berjumlah puluhan itu. Menurut Puji, Ulfah menyatakan baru bersedia diperiksa pada Jumat mendatang. Alasannya, kesehatannya belum pulih.

Bahkan, Puji yang sudah mengerahkan ratusan karyawan itu menyatakan akan melawan jika istrinya tersebut dijemput paksa. ''Silakan jemput, kalau anaknya mau. Kalau tidak mau, ya jangan dipaksa,'' ujar Puji kepada puluhan polisi yang merubung dirinya.

Karena kalah massa, polisi pun meminta berunding dengan Puji dan pengacaranya, Agus Jaya Astra. Namun, di tengah perundingan, Puji marah karena tersinggung dikatakan pernikahannya dinyatakan tidak sah.

Didampingi ratusan karyawannya, pengusaha itu berteriak bahwa pernikahannya benar-benar sah menurut agama yang diyakini.

Ganti Jemput Puji

Gagal menjemput Ulfah, para petugas yang hingga menjelang malam bertahan di kediaman sekaligus kompleks pondok pesantren Puji di Bedono, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, itu mengalihkan sasaran.

Saat Puji asyik duduk di kursi di depan ruang tamu, tiba-tiba beberapa polisi mendekat. Kasatreskrim Polwiltabes Semarang AKBP Roy Hardi Siahaan langsung menggenggam tangannya.

''Sekarang Syekh ikut saya,'' kata Roy, panggilan akrab Roy Hardi Siahaan. Puji yang terkejut hanya berkata, ''Lho ke mana?''

Puji lalu dibawa oleh dua reserse Polwiltabes Semarang di samping kanan dan kiri pengusaha kuningan itu. ''Lho saya akan salat magrib dulu,'' ujar Puji. Namun, petugas tidak menggubris dan langsung mendorong dia ke mobil Kijang Innova silver.

Merasa diperlakukan kasar, Puji mengomel dan berteriak di depan ratusan santri yang masih bersiaga di Ponpes Miftahul Jannah miliknya.

Mereka kemudian mengerumuni mobil yang membawa Puji sambil mencaci-maki petugas. Bahkan, ada yang memukul-mukul bodi dan kaca mobil yang akan melaju ke luar halaman Ponpes Miftahul Jannah.

Dua santri terkena bogem mentah polisi karena dianggap menghalang-halangi dan mengganggu. Bahkan, ada salah seorang satpam ponpes yang ikut diangkut.

Teraikan takbir dan tahmid berkumandang di seputar pondok. Ada yang menangis sejadi-jadinya di pintu gerbang pondok menyaksikan pimpinan pondok digelandang paksa.

''Ini penculikan. Bukan penangkapan. Mengapa harus dengan cara kasar dan premanisme seperti ini?'' ujar Agus Djaya Astra yang sejak sore berada di Desa Bedono.

Dia menegaskan, sebenarnya pihaknya menjanjikan ke polisi, Jumat lusa pemeriksaan Ulfah yang baru menjalani operasi di Salatiga itu bisa dilakukan. ''Kami sudah mufakat. Tapi, tahu-tahu kok sasarannya ke Syekh Puji. Ini keterlaluan namanya,'' katanya geram.

Atas perlakuan polisi kemarin, Agus beserta tim pengacara Puji lainnya tadi malam akan melaporkan kejadian tersebut ke Mabes Polri dan Propam

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas komentar teman-teman buat blog belajar ini...

PageRank 100 Blog Indonesia Terbaik
Widget edited by kanigoropagelaran
top