TIMIKA - Ribuan karyawan PT Freeport Indonesia bisa bernapas lega. Setelah dibelit situasi mencekam, menyusul insiden penembakan di ruas jalan Timika-Tembagapura selama tiga pekan terakhir, kemarin akhirnya mereka bisa pulang ke keluarganya.
Kemarin (26/7) pukul 14.00 WIT, sekitar 1.200 karyawan PT Freeport yang diangkut dengan 20 unit bus tiba di terminal check point 26 kawasan Gorong-Gorong, Timika. Saat keluar dari pintu terminal, mereka menyatakan lega setelah sekitar tiga minggu tidak bisa pulang akibat situasi di Mile 48-54 tidak aman.
''Kami sudah tiga minggu tidak cuti dan merasa bersyukur bisa tiba dengan selamat,'' ungkap salah seorang di antara mereka. Dia menambahkan sempat waswas walaupun dalam perjalanan pulang sudah dikawal ketat oleh aparat. Perjalanan Tembagapura-Timika yang biasa ditempuh sekitar dua jam, namun karena ada pemeriksaan ketat, kali ini molor menjadi empat jam.
Kawasan Gorong-Gorong sebagai terminal bus pengangkut kemarin dipenuhi ribuan karyawan Freeport. Baik karyawan yang akan yang turun ke Tembagapura maupun mereka yang bakal naik ke Tembagapura. Mereka menunggu angkutan sejak pukul 10.00.
Jimmy, salah seorang karyawan Freeport, mengaku cemas sejak munculnya insiden penembakan dari kelompok kriminal Sabtu lalu (11/7). Untung, meski harus tertahan tiga pekan, keselamatan karyawan tetap diutamakan perusahaan. ''Saya bersyukur perjalanan kami dari Tembagapura lancar dan aman,'' ujarnya.
Sebelumnya, manajemen Freeport menghentikan pengangkutan karyawan yang akan pulang maupun menuju ke Tembagapura sejak Rabu lalu (22/7). Akibatnya, ribuan karyawan di Tembagapura dan ratusan pekerja di Kota Timika tertahan.
Karena itu, suasana haru terlihat saat ribuan karyawan itu bertemu dengan keluarganya yang setia menunggu di terminal. Ny Arifin dan Ny Ona Wairara, misalnya. Mereka ketakutan karena suaminya tidak pulang tiga minggu gara-gara insiden bersenjata tersebut. ''Saya bersyukur suami bersama rekan-rekannya tiba dengan selamat, ungkap Ny Ona Wairara dengan mata berkaca-kaca.
Setelah mengantar karyawan dan keluarga turun, bus-bus itu kemudian mengangkut karyawan Freeport yang selesai cuti ataupun yang belum sempat terangkut.
Beberapa minggu terakhir ini suasana tidak aman dirasakan para karyawan PT Freeport akibat serangan bersenjata yang dilakukan orang-orang tidak dikenal. Serangan itu mengakibatkan beberapa orang tewas, baik warga asing maupun orang Indonesia. Termasuk petugas keamanan dari Polri.
Akibat penembakan demi penembakan itu, Polri mengejar para tersangka dan telah membekuk beberapa warga setempat yang diduga terlibat dalam aksi kekerasan tersebut.
Sementara itu, penembakan oleh kelompok tak dikenal kembali terjadi di jalan tambang PT Freeport Indonesia (PTFI). Kejadian yang kali kesekian tersebut terjadi sekitar pukul 10.00 WIT Sabtu (24/7) di Mile Post (MP) 52, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua.
Kapolda Papua Irjen Pol F.X. Bagus Ekodanto diwakili Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Papua AKBP Nurhabri yang dihubungi Radar Timika (Jawa Pos Group) mengatakan, sebelum kejadian, tujuh anggota gabungan Polri dan TNI berpatroli dari MP 54 ke MP 52. Saat tiba di MP 52, kata AKBP Nurhabri, ketujuh anggota gabungan tersebut ditembaki kelompok kriminal bersenjata.
Setelah menyerang, pelaku yang diidentifikasi lebih dari tiga orang itu melarikan diri ke hutan. ''Yang dilihat oleh anggota saat itu dua orang pegang senjata, sedangkan seorang lainnya pegang parang," jelasnya lantas menyebut tidak ada korban jiwa maupun luka dalam peristiwa tersebut.
AKBP Nurhabri menambahkan, hingga kini belum ada penambahan tersangka penembakan. Jumlahnya masih tujuh warga. Enam di antaranya berinisial AY, TM, DB, EB,YB, dan SB yang diduga terlibat kasus penembakan pada Rabu (15/7). EK diduga merupakan tersangka kepemilikan amunisi yang diamankan tim Densus 88 lewat penyisiran di Mil
No comments:
Post a Comment
Terima kasih atas komentar teman-teman buat blog belajar ini...